Sabtu, 17 Agustus 2013

25 Hari Berlalu




Tuhan, lagi-lagi ini terjadi. Ketika aku benar-benar terpuruk, menangisi semuanya sendiri, aku mulai menulis lagi. Ya, slalu ini dan memang hanya ini yang bisa aku lakukan, ketika sgala cara tak membuahkan apapun.

Aku tak tau harus memulai bercerita darimana. Mungkin dari sini, ya malam ini, tepat 25 hari yang lalu setelah kejadian itu. Kejadian yang tak pernah terpikirkan olehku. Ketika pria yang usianya terpaut hanya 2 tahun denganku itu memutuskan untuk mengakhiri segala yang telah terjalin diantara kami. Ketika pria itu memintaku untuk melupakan semuanya, semua hal. Ini tepat 25 hari, ‘kita’ diantara aku dan dia itu telah usai.

Sungguh aku tak pernah benar-benar mengerti apa maksudnya. Dia memulai semuanya. Makhluk asing yang tiba-tiba muncul tanpa ku undang masuk dalam kehidupanku. Makhluk ciptaan-Mu yang beberapa bulan belakangan membuat sgalanya berubah. Dia membuat sgalanya terasa begitu indah untukku. Pria itu, membuatku melayang, terbang setinggi-tingginya. Dia yang tiba-tiba datang, membawa ku merengkuh awan, membawaku nyaris menembus langit ketujuh. Malam ini, perasaan yang sama masih kurasakan. Rasa yang 25 hari ini tak benar-benar ku pahami. Ketika semua manusia mencemoohnya, ketika semua orang memakinya, meludahi mukanya, aku masih tetap menutup telingaku rapat-rapat. Aku tak mengerti apa yang aku rasakan ini. Aku sadar, aku tau, tapi aku tak mau membuka mataku.

Aku sangat tau sgala kejahatan yang dia lakukan, segala kemunafikan yang ada padanya. Tapi tetap saja aku tak mau peduli. Entah kenapa, hatiku mengatakan, entah kenapa hatiku percaya dia itu orang yang baik. Semua hal yang aku lewati bersamanya beberapa bulan belakangan itu cukup membuatku merasa kalau dia memang baik.

Entah kenapa, malam ini hatiku bergejolak. Rindu ini seakan tak bisa lagi untuk tertahan. Aku ingin memeluknya, aku ingin berada dalam dekapannya, menumpahkan sgala hasrat yang kupendam. Tapi bagaimana caranya? Huh, hanya menangis dan menangis yang dapat kulakukan, ketika membaca pesan singkat yang aku terima baru saja darinya.

‘lupakan aku, jangan pernah ganggu atau mencaritahu tentang aku lagi. Aku sudah cukup bahagia dengan kehidupanku saat ini’
Aku merasakan jemariku seperti tak dialiri darah lagi saat ini. Aku tak mengerti apa maunya sebenarnya. Dia datang, memberikan banyak warna dalam hidupku. Menyadarkanku akan keindahan dunia-Mu yang hanya bisa dirasakan oleh ketulusan hati, Tuhan. Dia menyelamatkan hidupku, yang saat itu hampir mati. Dia menorehkan senyum diwajahku. Tapi kenapa, kini dia juga yang membuat airmata ini selalu menetes. Dia juga yang membuat pipiku slalu basah. Sadarkah dia, disini aku sungguh terluka.  Disini aku masih bertanya-tanya. Oh Tuhan, aku tau, dalam setiap pertemuan itu slalu ada perpisahan menyertainya. Tapi haruskah secepat ini? Pria itu, dia datang padaku tanpa penjelasan, mencuri hatiku, mencuri tiap waktu yang aku miliki, menjalani semua bahagia bersamaku.

Dan malam ini , tepat 25 hari dia mengakhiri sgalanya. Tepat 25 hari lalu, ketika dia mengatakan padaku ‘ada hal yang tak perlu diungkapkan tapi cukup untuk dimengerti’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar