Tuhan …
Ku tulis surat
ini kala malam hampir usai dan fajar mulai menyingsing,
Kala rembulan
menutup mata,
Ketika Sang Surya hampir tiba.
Tuhan …
Ku tulis surat
ini saat mata mulai lelah
Ketika
lolongan anjing mulai hening kemudian berganti dengan kokok Si Pejantan.
Ini aku,
Belasan tahun
lalu, ketika tangis memecah heningnya pagi,
Kisah itu di
mulai.
Aku masih
ingat saat Bunda,
dia yang menjaga ku bahkan sampai aku mengenal segala di
sekitarku.
Matanya
berkaca mengenang saat itu,
Ketika bintang kecil itu datang.
Aku.
Kini aku telah
beranjak dewasa.
Gadis manis
belasan tahun yang lalu
Bintang kecil
Ayah Bunda, yang kini masih berusaha menemukan jati dirinya.
Tuhan …
Ini aku,
Si
kecil yang kini tlah beranjak dari dunia khayalnya, ingin bercerita.
Masih
terngiang, jeritan hati 16 tahun lalu.
Mereka,
Manusia tak punya rasa itu menjadikanku boneka.
Membuatku
tersudut, menekuk kaki-kaki mungil yang ¾ nya tlah kaku.
Aku,
16 tahun
lalu menjadi korban khilaf dunia.
Tuhan …
Biarkan bening
ini bermuara, aku mohon.
Tak bermaksud
apapun, aku hanya ingin tenang.
Menikmati
seperseribujuta cahaya dari kehidupan ini.
Bukan
fatamorgana dunia.
Kau yang Maha
segalanya.
Kau tau isi
hatiku kini.
Sungguh, aku
begitu lelah.
Pahitnya hidup yang tak seharusnya aku rasakan begitu dini,
Membuatku begitu lelah.
Lagi-lagi aku
rapuh.
Nistanya kehidupan ini membuatku tak berdaya.
Sempat ingin
berubah,
tapi apa dayaku,
kodon-kodon negatif itu tlah mengalir dalam darah ini.
”Semua masih
dapat berubah” ucap mereka, orang-orang yang menjadi sumber kekuatanku.
Tapi aku tak
begitu yakin.
Nalarku buntu,
Aku hampir kehilangan interaksi dengan alam bawah sadarku.
Sepertinya
trauma ini begitu mendalam, mendarah daging di tubuhku.
Tuhan …
Kini, dua
dasawarsa tlah kulalui.
Kau tahu
pasti, tentang aku.
Aku masih
ingat kala itu, ketika aku mulai mengerti
Ketika aku
dapat mengingat pasti, apa dan siapa yang ada di hadapan ku.
Bagaimana
sakitnya saat terluka,
Bagaimana indahnya tawa bahagia.
Kulihat senyum
mengembang di bibir manis mereka, Ayah dan Bunda.
Yang membuat
hidupku terasa bermakna.
Hari ini, aku
meminta.
Bantu aku, aku
mohon ….
demi mereka.
Semua yang
menyayangiku,
Semua yang slalu mengalirkan kehangatan dalam darahku.
Mereka yang
mengatakan
“All is Well”
Tiap kali aku
tafakur ke sudut pintu kamarku.
Aku ingin
berubah, bangkit dari keterpurukan itu.
Meskipun itu
mungkin akan begitu sulit untukku.
Tapi aku ingin
berubah
Tuhan …
Ini aku, Si
Kecil yang 16 tahun lalu
Menjadi korban
hukum alam-Mu.
Bintang kecil
kedua orang tuaku.
:')
#Happy special day for me